Rabu, 04 Februari 2015

Memaknai Pancasila dan Nasionalisme

Indonesia kini di Era-Globalisasi, masih banyak mempunyai masalah tentang Nasionalisme. Salah satunya perlawan suku di Irian Barat yang ingin merdeka secara independent. Mereka ingin memisahkan diri mereka dari Negara Indonesia. Permasalahan ini pula merupakan permasalahan utama bagi persatuan bangsa dalam Nasionalisme, bagaimana keutuhan bangsa dapat bertahan di dalamnya serta bagaimana agar bangsa Indonesia agar tidak terpecah-belah dalam belahan-belahan daerah.

Karenanya kita memerlukan cara memaknai idiologi bangsa yang kita sebut Pancasila yaitu dengan Partisipasi, artisipasi, dan emansipasi. Bukan sifat individualistik berbasis kapitalis yang bangsa ini inginkan karena dapat memecah kemajemukan bangsa Indonesia. Hal ini pula menjadi salah satu nilai pancasila (sila ke-3) yang mengharapkan bangsanya agar tetap bersatu dalam nasionalisme sejati. Tapi, satu pertanyaan yang selalu terpendam di benak kita, apakah bangsa Indonesia masih memegang erat sebuah idiologi yang tercipta dari tumpah darah pahlawan dan leluhur kita ini?

Sangat keliru jika bangsa Indonesia meninggalkan dan melupakan arti penting Pancasila dalam kehidupan Bangsa Indonesia yang serba majemuk ini, karena hanya Pancasilalah yang menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, harus ada upaya dalam mempertebal keyakinan serta mempraktekan terhadap pentingnya pancasila. Disamping itu, pemahaman terhadap wawasan kebangsaan juga harus ditingkatkan. Wawasan kebangsaan akan menjadi doktrin dasar nasional dan ketahanan nasional pada saat ini juga kurang menjadi perhatian.

Memaknai Arti Pancasila

Nilai-nilai Pancasila telah lama diterapkan dalam kehidupan kita di nusantara. Sejak jaman majapahit, pancasila dikenal dari kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca, pancasila dapat diartikan sebagai “Batu bersendi lima” (dari bahasa sansekerta) dan “Pelaksanaan kesusilaan yang lima”(Pancasila karma) yang pada jaman dahulu berisikan :(1) Tidak boleh melakukan kekerasan, (2) Tidak boleh mencuri, (3) Tidak boleh berjiwa dengki, (4) Tidak boleh berbohong, dan (5) Tidak boleh minum-minuman keras. Samapai akhirnya Indonesia merdeka dan merubah serta menyesuaikan isi Pancasila agar tercermin dalam kehidupan bangsa dan bernegara di Indonesia seperti Pancasila sekarang ini.

Setelah Pancasila tersusun, para pendahulu kita ditafsirkan sangat patuh dalam mengamalkan 5 dasar pemikiran ini hingga mereka dapat mempersatukan nusantara, menggali semangat nasionalisme bangsa dan bersatu melawan penjajah. Betapa penting dan idealnya nilai-nilai tersebut sehingga kini Pancasila menjadi Dasar Negara kita. Janganlah pudarkan semangat mereka dengan perkembangan jaman di era-Globalisasi ini. Lihatlah kebelakang dan maknai, untuk menikatkan kesadaran kita akan sebuah Karya luhur penuntun jalan bangsa.

Pendidikan Nasionalisme

Jika kita bandingkan, pada mulanya nasionalisme Indonesia diawali dengan pergerakan fisik, tapi jangan bayangkan itu akan terjadi lagi di Era-Globalisasi ini. Kini, pembahasan mengenai globalisasi banyak dibicaran dalam topik persatuan dan cara berdiplomasi. Kalangan terpelajar tentunya yang akan berperan penting dalam hal ini. Mengingat Indonesia yang telah merdeka, kita harus memulai perjuangan nasionalisme yang baru, yaitu dalam bidang Pendidikan.

Jika kita memandang konteks nasionalisme, kita akan terbayang akan bersatunya bangsa Indonesia melawan penjajah, dari bangsa yang majemuk menjadi suatu kesatuan utuh dengan nama Indonesia. Tidak beda dengan sekarang, Negeri kita masih majemuk, majemuk dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang maju hanya di satu bagian, sedangkan di sisi lain masih tertinggal.

Andai saja semua rakyat Indonesia, baik di kalangan bawah, menengah, dan atas mendapatkan pendidikan yang sepadan. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar. Karena rasa Nasionalisme kita akan ditanamkan dalam pendidikan Indonesia. Pendidikan Kewarganegaaraanlah yang akan mengambil peranan besar. Kita banyak akan membahas dan memperdebatkan tentang nasionalisme yang akan memandu kita untuk menciptakan rasa itu sendiri, tertanam di hati kita.

Sekarang kita bisa mengambil kesimpulan kecil bagaimana peran Pancasila dan Nasionalisme itu sendiri. Di Era ini, Wawasanlah yang akan menyadarkan bangsa kita akan makna Pancasila dan Nasionalisme. Banyak saudara kita yang ada di Irian ingin memisahkan diri mereka dari Indonesia karena mereka kurang mendapatkan pendidikan, terutama tentang apa itu arti Pancasila dan Nasionalisme. Jadi, mari ulurkan tangan kita semua agar saudara-saudara kita mendapatkan hal yang sama dengan yang kita dapatkan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau berbagi. Dari berbagi kita akan menciptakan rasa nasionalisme itu sendiri. Dari berbagi kita akan menciptak sebuah persatuan yang utuh antara rakyat bawah, menengah dan atas. Semua akan menjadi satu dalam rasa nasionalisme yang kuat berlandaskan Pancasila.
 

Related Articles:

Posting Komentar